Minggu, 05 Mei 2019


Toko buku dan Penerbit Islam 

 

Beberapa waktu lalu, di Gladak (toko buku bekas) kedatangan buku-buku  keislaman yang berstempel perpustakaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang. Buku keislaman yang berusia puluhan tahun tersebut mengalami nasib yang memprihatinkan. Buku-buku itu dijual oleh pihak perpustakaan atau oknum-oknum tertentu secara kilo-an (murah-meriah) di Gladak Solo. 

Kondisi buku kusam, sobek, beberapa halaman buku hilang (cacat), dan buku terbitan masa lalu, tampaknya menjadi penyebab penjualan buku oleh pihak perpustakaan. Penjualan buku-buku keislaman di Gladak bisa jadi atas dalih ketidaklayakan pakai dan kuno. Mafhum, kehadiran buku keislaman itu telah membuat saya  cemas bercampur gembira. Kecemasan saya terjadi  ketika saya harus berhutang pada pelapak demi mendapatkan buku. Saya nekat berhutang supaya dapat memahami pengaruh buku Islam dalam kultur akademik pada abad ke-20 di Indonesia.  

Berhutang demi membeli buku seolah menjadi kebiasaan yang lumrah. Hal itu disebabkan penjualan buku bekas di Gladak begitu murah. Harga buku berkisar mulai dari Rp. 15.000 sampai Rp. 30.000 per-buku. Perundingan selalu saya lakukan untuk memperoleh buku dengan harga yang wajar. Usai mengamati beberapa tumpukan buku di Gladak, saya memilih berbagai judul dari satu penerbit untuk meneliti konseptualisasi pemikiran Islam dari buku-buku Islam yang diterbitkan.  

Maka, buku-buku keislaman itu saya anggap penting untuk dimiliki dan dipelajari. Pada masa lalu, penerbit Bulan Bintang adalah penerbit buku keislaman yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan ilmu agama sebagai gerakan pembaharuan. Selain itu, buku Bulan Bintang juga menjadi sumber rujukan penting di universitas untuk mempelajari teologi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan.
             
Pada abad ke-20, buku terbitan Bulan Bintang memang merupakan akar gerakan pembaharuan pemikiran Islam di Indonesia. Buku-buku itu pada masa lalu sebagai rujukan untuk mengembangkan pemikiran Islam untuk diajarkan perguruan tinggi umum maupun perguruan tinggi Islam di Indonesia. Melalui buku itu, kita dapat mengetahui upaya kaum modernis yang berhasil mengembangkan konsep teologi sebagai dasar metode pembelajaran teknologi, ekologi dan astronomi.

Modernisasi keilmuan tersebut dapat kita amati dan cermati dari berbagai buku keislaman yang banyak membahas persoalan pemikiran Islam, filsafat Islam, dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Buku-buku itu  ditulis oleh cendikiawan Muslim Indonesia dan luar negeri, seperti Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama (1976), Ahmad Amin, Ethika (ilmu akhlak) (1977), Oemar Amin Hosein, Filsafat Islam (1975), M. Rasjidi, Filsafat Agama (1975), Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat (1973), Dasar-Dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (1984), dan lain-lain.
          
Semua buku keislaman tersebut pada masa lalu menjadi rujukan dalam perkuliahan.  Buku itu menjadi bacaan penting  oleh mahasiswa tatkala sedang mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Hal itu dapat saya ketahui ketika membaca buku Dasar-Dasar Agama Islam: Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum (1984). Buku ini menjadi refesensi utama untuk mata kuliah dasar-dasar agama Islam I-II. Selain itu, buku ini juga telah ditetapkan oleh Departemen Agama Republik Indonesia pada 2  Maret 1983 dengan nomor; Kep/E/P.P.00.1o/50a/’83 sebagai bacaan wajib para mahasiswa.
             
 Tujuan adanya mata kuliah yang bersumber dari buku wajib ini tentu supaya para mahasiswa mampu memahami dan menghayati aspek-aspek yang berhubungan dengan makhluk, melaksanakan ajaran agama Islam, meningkatkan keimanannya terhadap Khaliq, dan melaksanakan syari’at Islam. Dahulu, setiap pertemuan perkuliahan terdapat materi pembahasan yang sistematis dalam pembelajaran yang  menumbuhkan nilai religiositas.
             
Meski buku itu berusai puluhan tahun, tidak semestinya kita mengabaikan kajian keilmuannya. Buku lawas juga perlu dilestarikan karena memiliki kesejarahan keilmuan yang dapat memberikan konteks latar sosial, metode pembelajaran agama, dan bahan dialog keilmuan Islam muthakir. 
 
Gerakan Pembaharuan
             
Kesejarahan buku Bulan Bintang terekam di majalah Tempo edisi 8 Oktober 1977. Di majalah Tempo, meliput lahirnya buku-buku Bulan Bintang yang sangat mempengaruhi pola pendidikan agama di Indonesia. Abdul Manaf El Zamzami (Amelz) dan Amran Zamzami selaku adik Amelz, adalah pendiri penerbit buku keislaman tersebut.
            
Sejak 1951 sampai 1956, penerbit Bulan Bintang sudah berhasil mengeluarkan 1.188 judul buku (termasuk cetak ulang) dan ada 499 judul yang tidak cetak ulang. Buku-buku yang dicetak masa lalu bersubjek seperti Tafsir Alquran, Hadis, Pendidikan, Sejarah, Tauhid, Filsafat, dan Psikologi. Buku-buku keislaman tersebut sebagai referensi pembelajaran di madrasah dan Perguruan Tinggi.
             
Dari perusahaan keluarga (penerbitan) yang didirikan Amelz dan Amran di daerah Kramat Kwitang Jakarta, telah diakui sebagai salah satu penyumbang bacaan terpenting, khususnya bagi masyarakat Muslim di Indonesia. Bulan Bintang juga diakui sebagai penerbit “Benteng Islam” di dunia perbukuan yang menjauhkan diri dari unsur politik. Hal itu telah diakui Ali Audah, Yunan Helmy Nasution, dan H.M. Baharthah selaku direktur penerbit buku Al-Ma’arif di Bandung.
            
 H.M. Baharthat mengatakan bahwa buku Bulan Bintang pada masa lalu adalah sumber bacaan yang berbiaya mahal. Selain itu, Ali Audah juga menambahkan, bahwa buku Bulan Bintang pada masa lalu memang diperuntukan bagi masyarakat golongan menengah ke atas.
            
Keberhasilan Bulan Bintang ini ditandai dari berbagai penulis sekaligus cendikiawan Muslim kondang seperti, Hamka, M. Yunan Nasution, Hasbi Ah-Shiddieqy, M. Natsir, Moh. Roem, Rasjidi, A. Hasjmy, Zakiyah Daradjat dan Munawar Chalil.  Keberhasilan Bulan Bintang sebagai sarana dakwah umat Muslim telah memberikan pengaruh komprehensif dalam ajaran Islam di Indonesia.

2 komentar:

  1. (Mantul)mantab betul guss..di gladak masih ada nggak bukunya?

    BalasHapus
  2. Masih ustad, besuk harap dihabiskan :D

    BalasHapus